Kajar
A. Latar Belakang
Dalam
sebuah barungan Gong Kebyar terdapat banyak instrumen yang bentuk dan fungsinya
yang berbeda-beda namun sudah memiliki porsi masing-masing. Kajar yang
merupakan salah satu instrumen yang
terdapat didalam barungan Gong Kebyar. Instrumen yang berbentuk pencon ini
memiliki peranan penting di dalam Gong Kebyar, sebagai pemegang tempo yang
menentukan cepat lambatnya jalan lagu yang dimainkan. Instrumen inilah yang
bertanggung jawab sebagai penyangga atau pemangku irama atau ritme, memberikan
aksen pada ruas-ruas lagu, dan sebagai kolotomik instrumen. Kajar juga dapat
merubah segalanya dalam lagu yang dimainkan, bisa saja menjadi penghancur dalam
lagu atau menjadi keharmonisan baik cepat atau lambat yang komposer inginkan dalam
lagu tersebut.
Melihat begitu banyak faktor yang
disebabkan oleh instrumen Kajar dalam Gong Kebyar, muncul pertanyaan bagaimana
definisi dari instrumen Kajar ? mengapa peran Kajar sangat penting dalam Gong
Kebyar ? dan bagaimana nilai, makna dan simbol Kajar bila dikaitkan dengan
kehidupan nyata ? Sederet pertanyaan tersebut menjadi titik tolak penulisan
paper ini guna menambah wawasan penulis terhadap konsep instrumen Kajar yang dapat menjadi tumpuan
dalam kehidupan nyata.
Metode
yang penulis gunakan sebagai 'pisau bedah' dalam tulisan ini adalah metode
wawancara dan studi pustaka sebagai acuan sumber. Metode wawancara untuk
mencari dan mengetahui langsung topik yang dibahas dengan terjun langsung ke
lapangan guna bertemu dengan narasumber. Studi pustaka digunakan sebagai tolak
ukur dan memberikan referensi dalam tulisan ini.
B.
Pembahasan
1. Definisi Kajar
Kajar
merupakan nama dari salah satu instrumen pencon yang dibuat dari perunggu atau
kerawang. Instrumen Kajar adalah instrumen irama yang menggunakan satu pencon
yang nadanya tidak ditentukan. Nada instrumen Kajar berkisar nada ding dan nada
dung karena pada instrumen ini tidak diharuskan nadanya sama dengan Kajar
perangkat gamelan Gong Kebyar lainnya.. Jenis panggul yang biasanya digunakan
pada perangkat gamelan Gong Kebyar adalah berbahan kayu cemara, kayu kemoning,
dsb. Sedangkan bagian tengah sampai ujung panggul dibungkus dengan benang untuk
bisa menimbulkan suara yang empuk. Pukulan Kajar biasanya secara tidak sengaja
bersamaan dengan nada riong yang menghasilkan suatu harmoni. Cara memainkan
instrumen pencon ini adalah memukul pada bagian pencon dan tangan yang satunya
menutup bagian pinggir pencon agar suaranya lebih tegas.
Penempatan instrumen Kajar pada Gong Kebyar biasanya di
tempatkan di bagian sebelah kanan tunguhan Ugal/Giying. Selain merupakan instrumen
irama, instrumen Kajar berfungsi sebagai instrumen yang memegang tempo cepat
atau lambatnya sebuah lagu yang struktural karena tabuhan Kajar memberikan tekanan tertentu pada kalimat-kalimat lagu
sehingga dapat mewujudkan atau menentukan bentuk gendingnya. Jenis pukulannya ngeremuncang rerames seperti orang mebat ( aktifitas merajang atau mengiris
sampai halus bumbu dan rempah-rempah untuk memasak ) yang merupakan nama dari salah satu pola tabuhan kajar yang ritmenya ajeg.
2. Pentingnya peran Kajar dalam Gong
Kebyar
Kajar meupakan
instrumen yang peranannya penting di dalam mengatur ritme cepat dan lambatnya
sebuah lagu dalam perangkat gamelan Gong Kebyar. Jika instruen ini tidak ada
dalam Gong Kebyar maka kesempurnaan ansambel ini akan berkurang atau rasanya
ada yang janggal. Instrumen Kajar diibaratkan seperti otak manusia, apa yang
dipikirkan dan di inginkan harus di dapat, kalau tidak sesuai diinginkan maka
ada rasa kurang puas pada diri manusia. Misalkan ingin mendapatkan seorang
wanita, kita harus mengetahui apa yang wanita tersebut sukai dan dia inginkan,
sebab kalau tidak maka akan sulit mendapatkannya atau bisa saja wanita tersebut
menolak karena keinginannya tidak terpenuhi, dan akhirnya kita sakit hati
karena perasaan yang hancur.
Sama halnya
dengan Kajar, dalam sebuah gending atau lagu pasti memiliki karakter yang harus
diperjelas dengan sifat gending, misalkan gending tersebut menggambarkan
suasana yang tenang, maka melodi dan perangkat instrumen lainnya harus mengacu
ke suasana tenang tersebut. Disinilah peran Kajar yang akan memperjelas suasana
dengan cepat atau lambatnya ritme yang di atur oleh instrumen Kajar, dan
instrumen lainnya harus mengikuti irama yang ditentukan oleh instrumen Kajar.
Namun jika instrumen lainnya lepas dari irama yang ditentukan Kajar, maka
suasana yang diinginkan bisa saja tidak tergambarkan atau gending akan hancur
karena dalam satu gending tersebut harus adanya unsur-unsur musik yang jadi
penyempurna sebuah lagu, yaitu : melodi, irama, dinamika dan harmoni, jika
dalam sebuah gending salah satu dari keempat unsur tersebut tidak ada, maka
belum sempurna jika kita menyebutkan itu sebuah gending atau lagu.
Terkait
dengan konsep keseimbangan dalam gamelan Bali, khususnya pada barungan Gong
Kebyar, kita diperkenalkan dengan konsep adagium
rwabineda, keharmonisan yang berdasarkan keseimbangan tunggal sampai dengan
keseimbangan kesepuluh yang pada dasarnya akan menjadikan keharmonisan dalam
hidup. Melihat sifat instrumen Kajar yang tunggal atau berdiri sendiri namun
mencakup semua hal dapat diklasifikasikan sebagai nyawa dalam Gong kebyar.
Manusia hanya memiliki satu nyawa
yang harus mereka jaga dengan baik lewat melakukan hal-hal yang positive atau
berhati-hati dalam melakukan pekerjaan mereka. Kita khususnya manusia tidak
akan bisa hidup tanpa nyawa, meski bentuk nyawa tidak kita ketahui bagaimana
rupanya, namun kita percaya jantung sebagai nyawa manusia. Jantung berdetak
bisa lambat atau cepat menurut suasana yang dirasakan manusia, bilamana manusia
merasa terdesak detak jantung akan berdetak dengan cepat dan merasakan
kepanikan akibat rasa takut. Tetapi detak jantung berdetak cepat tidak hanya
dikarenakan hal terdesak yang mereka rasakan, rasa bahagia dan penasaran juga
dapat mempercepat volume detak jantung manusia. Hal ini tergantung konteks dan
posisi manusia dalam kehidupannya.
Jika dikaitkan dengan rasa manusia
yang menggambarkan suasana mereka yang sedang sedih akibat fenomena yang mereka
alami, detak jantung akan mengikuti suasana hati yang sedang sedih tersebut,
namun cepat lambatnya detak jantung akibat rasa sedih akan direalisasikan
dengan kejadian yang terjadi. Sedih yang diikuti amarah akan mempercepat detak
jantung karena marah merupakan emosi yang tidak bisa dikendalikan, emosi yang
meluap akan mengganggu konsentrasi kerja otak yang akibatnya kita melakukan
hal-hal yang negative. Berbanding terbalik dengan sedih yang dirasakan karena terharu
melihat sesuatu, detak jantung akan lambat dan merasakan ketenangan tanpa
memikirkan masalah yang lain, dan otak akan terkendali namun tetap memikirkan
hal yang dilihat yang membuat mereka terharu. Jadi, jantung merupakan nyawa
manusia yang membuat mereka hidup dan dapat menggambarkan suasana yang manusia
rasakan lewat cepat atau lambatnya detak jantung yang menciptakan keharmonisan
dan keseimbangan dalam hidup mereka.
Gong Kebyar kita andaikan seperti
manusia yang memiliki jantung sebagai nyawa yang membuat manusia hidup. Dalam
Gong Kebyar Kajar adalah jantung yang merupakan nyawa dari barungan tersebut.
Kajar yang cara kerjanya sama seperti jantung yaitu berdetak yang menggambarkan
suasana lewat cepat lambatnya detak jantung, namun dalam Gong Kebyar Kajar
dipukul dengan rasa menurut kebutuhan. Cepat lambatnya ritme Kajar sesuai
dengan kebutuhan karakter yang diinginkan komposer, dengan keselarasan pukulan
Kajar dengan suasana yang diinginkan akan menimbulkan keharmonisan dan
keseimbangan dalam sebuah gending atau lagu, yang akan merasakan kepuasan bagi
para pemain gamelan khususnya Gong Kebyar.
3.
Nilai, Makna dan Simbol Kajar bila dikaitkan dengan kehidupan nyata
Instrumen Kajar dalam
Gong Kebyar memang memiliki sifat tunggal namun dibalik sifat tunggal tersebut,
seperti yang telah dipaparkan di pembahsan pertama, kajar memegang peran
terhadap semua instrumen Gong Kebyar lainnya. Pada pembahasan terakhir ini,
penulis akan membedah secara terperinci instrumen Kajar dengan mencari nilai,
makna dan simbol yang terdapat pada instrumen Kajar yang memiliki kaitan dengan
kehidupan nyata.
A. Nilai
Nilai estetik yang penulis temukan
dalam instrumen Kajar dapat dilihat dari fungsi Kajar yang mengatur tempo cepat
atau lambat sebuah gending dalam barungan gamelan Gong Kebyar. Jika diibaratkan
dalam kehidupan nyata, fungsi Kajar seperti seseorang yang mengendarai sepeda
motor, seberapa cepat atau lambat pengendara memberi tekanan terhadap gas
sepeda motor tersebut tergantung situasi dan kondisi jalan. Jika keadaan jalan
ramai pengendara memaksakan sepeda motor tersebut melaju dengan kencang maka
akan terjadi suatu kecelakaan. Dan jika dikaitkan dengan fungsi kajar itu
sendiri, dalam proses berjalannya suatu gending jika melodi gending yang
seharusnya sifatnya pelan namun irama Kajar memaksakan untuk menjalankan
gending tersebut dengan irama cepat maka gending tersebut akan kehilangan nilai
estetisnya.
B. Makna
Makna yang terkandung
dalam instrumen Kajar adalah untuk mengatur keindahan jalannya suatu gending.
Dengan melihat makna Kajar yang berperan penting dalam sebuah suatu gending,
hal itu tidak lepas dari tanggung jawab dan sifatnya yang tegas dalam memberi
perintah guna tercapainya karakter gending tersebut. Sama halnya dalam
kehidupan nyata jika diumpamakan dengan seorang pemimpin dengan masyarakatnya.
Seorang pemimpin harus memiliki jiwa yang tegas dalam memutuskan sesuatu.
Pemimpin tersebut memberi perintah pada rakyatnya dan mampu mempertanggung
jawabkan apa yang diperintahkan guna mencapai tujuan bersama.
AdiSepta (2016:17) menyatakan secara
umum dalam Gong Kebyar Kajar berfungsi sebagai tempo yaitu untuk mengatur
seberapa cepat lambatnya suatu lagu atau karya musik. Jika dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari sesungguhnya aktivitas manusia pada umumnya sudah
memiliki tempo tersendiri dalam menjalani rutinitasnya. Contohnya pada saat
kita berjalan hentakan kaki kita dalam melakukan kegiatan dapat dikatakan
sebagai tempo. Misalnya jika kita berlari otomatis tempo terbilang cepat,
demikian juga sebaliknya apabila kita pelan-pelan dalam berjalan maka tempo itu
mutlak dikatakan lambat.
C. Simbol
Kajar merupakan simbol dari dinamika
kehidupan. Hal itu terbukti dalam fungsional sebuah intrumen kajar yaitu dalam
kehidupan ini layaknya seperti roda yang berputar. Kadang kita bisa berada
dibawah kadang bisa berada diatas. Dengan melihat kenyataannya, penulis
mengandaikan roda berputar layaknya sistem kehidupan air, yang bagaimana air
akan berpindah dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Jika
kita melihat perputaran roda akan sama layaknya sistem kehidupan air, misalkan
kita menitik awalkan pintil yang ada dalam roda sebagai ujung roda, bilamana
pintil tersebut posisinya di bawah dan akan menuju ke atas mengikuti perputaran
roda, pada saat akan menuju ke atas pasti pergerakan pintil akan lambat karena
jika dalam kehidupan manusia kita mencari kesuksesan sangat aulit dengan harus
bekerja keras guna mencapai tujuan kita dan banyak rintangan yang harus
dilewaati. Dan jika posisi pintil berada di atas, pada saat akan turun maka
pergerakan dari pintil tersebut akan cepat, jika diibaratkan dalam kehidupan
nyata pada saat kita telah memiliki segalanya dari segi harta dan kebutuhan
segalanya sudah mencukupi, namun jika kita menyombongkan diri dan berwatak
angkuh, maka kekayaan yang kita miliki tidak akan betah melekat pada kehidupan
kita dan akan melarat atau jatuh miskin.
Seperti itulah simbol dari Kajar
bila dilihat pada kehidupan nyata, kehidupan akan berputar, sesorang yang kaya
belum tentu mereka bahagia dengan harta yang mereka miliki, begitu pula
sebaliknya seseorang yang miskin belum tentu mereka tidak bahagia dengan
kehidupan mereka. Kebahagiaan tidak bisa di ukur dengan harta yang berlimpah,
namun yang terpenting dalam kehidupan itu mencukupi dan seimbang menjalankan
antara hak dan kewajiban yang menjadi bagian kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar